Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2011

Cerpen : Serpihan Hati

            Torehan kuas terakhir telah selesai, cincin berbentuk bunga mawar berwarna merah magenta lembut telah tergambar di jari telunjuk yang lentik. Senyum kebanggaanpun terpancar jelas di wajah Tomi. Dan selendang berwarna merah muda yang bersih dan lembut pun diletakkan diatas kanvas mentupi seperempat bagian kanvas yang sudah diisi dengan lukisan seorang wanita yang cantik, berambut pirang panjang, bermata coklat dengan bentuk sipit, berbibir merah jambu yang amat lentik dengan cincin berbentuk bunga mawar yang tersemat di jari telunjuk pada tangan kanannya. Sebagai tanda bahwa lukisan tersebut telah selesai dibuat. ***             Berdiri Tomi menghadap ke tembok yang penuh dengan lukisan dan foto-foto seorang wanita, wanita yang amat dia cintai, Clara namanya. Setelah sekian lama memandangi setiap lukisan dan foto tersebut dia mulai mengambil lukisan yang baru saja tadi dia selesaikan untuk kemudian dia taruh di tembok tersebut mene

Cerpen : MATEMATIKA ?? Aaarrrgghhh !!!

MATEMATIKA ?? Aaarrrgghhh !!! “Mami udah berapa kali bilang sama kamu. Belajar !, Belajar !, Belajar !. apalagi kalo ulangan, kamu harus lebih giat lagi”. Inilah kata-kata pertama yang Mami ucapkan sesaat setelah aku masuk ke dalam mobil. Dan aku langsung meyakini bahwa ini adalah sebuah prolog untuk sebuah cerita yang panjang dan berakhir dengan ‘sad ending’ . “Ulangan matematika dapet 5, kamu gak bosen apa tiap kali ulangan matematika dapet ‘doremi’ ?” lagi belum sempat aku menjawab. “Mami harus gimana lagi nak, les matematika udah, guru privat juga udah, buku-buku matematika udah berjibun Mami beliin di rumah. Kurang apalagi coba ?. Ooh, apa Mami harus bawa kamu ke Psikiater biar kamu bisa pelajaran matematika ?” semua omelan mengucur deras dari mulut Mami. Dan aku udah gak bisa nahan untuk gak jawab, apalagi untuk kata-kata terakhir Mami tadi. “Aduhh!, Mami lebay banget siy sampe segitunya. Lagipula Ran ada peningkatan kok Mam, buktiny

Puisi : Ku Sebut Kau ARJUNA

Saat itu... Aku bukanlah seorang wanita yang mengerti apa itu Cinta Namun kau datang, dan kau bilang “Aku bawa Cinta buat Kamu” Masih asing memang untukku mempercayainya Tapi semua orang punya hati untuk bisa dijadikan Cinta, begitu pula Aku Sampai akhirnya kita dapat bersatu Sesekali deru cobaan datang, tapi kita selalu bisa melawannya Makna dari semua itu, Aku selalu membutuhkanmu Sayangnya tak cukup lama untuk Kita menjalaninya Kini... Kau datang kembali Setelah melalui berbagai macam perjalanan Cinta Tak mudah untukku menghapus masa lalu Hingga akhirnya meyakinkan diriku lagi untuk menyematkan panah Cinta yang kau lepas Tapi waktu memang jauh lebih pintar menentukan segalanya Sampai akhirnya setengah dari hatiku tersemat pahatan namamu Aku jujur dengan semua ini.. Ketahuilah, aku mebuat semua ini hanya untukmu. Arjuna-ku