IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) ato bahasa universalnya SCIENCE adalah pembelajaran baik akademis maupun non akademis yang berbasis pada Ilmu Alam. Itulah artinya menurut persepsiku.
Sedari SD aku sudah mengenal pelajaran tersebut, namun dulu pelajaran IPA pada saat itu hanya menjurus pada Biologi, entah bagaimana aku sangat menyukai pelajaran itu.
Menginjak bangku SMP aku berjumpa dengan pelajaran Fisika yang memang salah satu bagian pelajaran dari IPA, namun aku tidak begitu tertarik dengan pelajaran tersebut. Kadang setiap kali ada tes semester ato tengah semester aku selalu belajar keras untuk pelajaran Fisika, tapi yaa ujung-ujungnya aku mengandalkan ilmu kira-kira (feeling). Kadang aku bertanya pada diriku sendiri “Kenapa ya aku gak bisa kaya kakak yang jago banget Fisika” maklum lah kakakku ahli banget tuh kalo soal menyoal Fisika, maka dari itu kadang aku merasa iri. Tapi ya perasaan iri itu hanya perasaan bodoh yang di sembah. Sampai akhirnya aku menyelesaikan studiku di SMP.
Di SMA aku bertemu dengan satu pelajaran lagi yang berbasis IPA yaitu Kimia, rata-rata kakak kelasku mengatakan kalo pelajaran Kimia itu cenderung lebih sulit di banding Fisika maupun Biologi. Tapi beruntungnya aku, aku justru tertarik dan sedikit menguasai pelajaran tersebut. Lama-lama aku bisa menguasai pelajaran Fisika. Itu cerita saat aku masih duduk di kelas X, tapi saat aku meningkat ke kelas XI entah kenapa kini pelajaran Kimia menjadi salah satu boomerang bagiku, materi yang diajarkan di kelas X lalu baru materi dasar dan belum begitu jatuh ke aplikasi yang lebih dalam. Jujur aku sangat kesulitan saat mempelajari pelajaran Kimia, dan kalo disuruh memilih aku lebih memilih Fisika dan Biologi dibanding Kimia. Sebetulnya aku selalu serius dalam mengikuti pelajaran dan aku dapat mengerti apa yang dimaksud sampai jika disuruh mengerjakan soal aku selalu mampu mengerjakan, tapi daya ingatku untuk setiap materi hanya bertahan sekitar 16 jam dan setelah itu aku sudah lupa materi apa dan bagaimana mengerjakan serta mengaplikasikannya.
Menurutku peran guru dalam setiap mapel sangat berpengaruh dalam berbagai materi yang diajarkan, aku lebih menyukai guru yang asyik, cara belajarnya serius dan santai, sesekali mensisipkan humor dalam menyampaikan materi, intinya yang buat perasaan hatiku nyaman dan pikiran tenang pasti aku dapat mengerti. Banyak memang guru yang seperti itu tapi banyak juga guru yang tidak seperti itu, aku sangat maklum karena setiap orang memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda, setiap orang memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing, dan kini tinggal bagaimana kita menyikapinya.
Aku masih banyak dan harus belajar terutama soal menyoal IPA dalam dunianya, aku berharap bisa seperti tokoh Science dunia yaitu kakek Albert Einstein yang begitu jenius. Paling tidak kemampuanku dapat diperhitungkan dalam area Nasional, tapi bila aku hanya mengucapkannya dalam lisan, menginginkannya dalam hati, dan menyimpannya dalam memori otak tanpa belajar dan berjuang dalam mewujudkannya. Itu hanya sekedar harapan, harapan fana pastinya.
Dan kini aku Avi Denna Avrila adalah aku seorang Anak IPA yang mencoba belajar serius tentang IPA.
_a.d.a_
Comments
Post a Comment