Skip to main content

Jadul Mode: ON

                Alkisah pada jaman dahulu kala, yaa kira-kira setelah Jaman Purba dan sebelum era Globalisasi. Dan tidak menyebutkan tahun, karena demi menjaga nama baik tahun tersebut. Udahlah terlalu bertele-tele, intinya pada jaman tersebut hiduplah seorang wanita yang bernama Devini. Nama lengkapnya Devinisi Yulianingsih hatchim.hatchim (eh kok malah bersin) iya, soalnya nama belakangnya terlalu nyentrik sii. Dia berumur kira-kira 17 tahun, 2 bulan, 3 minggu, 1 hari, 8 jam, 45 menit, 31 detik.
Hai teman-teman perkenalkan nama saya Devinisi Yulianingsih
berfoto dengan style yang lg nge-trend
sepertinya style ini sudah mendarah daging di Devini
Dia tinggal bersama kedua orang tuanya, Ayahnya yang bernama Sudiko Kertawiguna adalah seorang saudagar Tanah yang cukup terkenal dan lumayan sibuk, ibunya bernama Avinem adalah seorang wanita karir yang bekerja di Toko orang Tionghoa, yah bisa dibilang karyawan biasa yang sok belaga wanita karir. Setiap harinya kedua orangtua Devini tidak pernah dirumah, kecuali Hari Minggu. Orangtua Devini menolak bekerja pada Hari Minggu, mereka bilang PNS aja tiap Hari Minggu libur, masa kita enggak (halah, gengsi mereka terlalu tinggi). Dan setiap harinyalah Devini yang mengurus rumah tangga, mulai dari mencuci baju, mengepel lantai sama dinding dan atap-atapnya, menyapu segala hal yang bisa disapu, menyiram 1 pot tanaman yang memang hanya ada 1 di depan rumah, sampai memasak. Yaa meskipun Daddy sama Mommy (Panggilan Devini untuk kedua orangtuanya) sering bilang kalo masakan Devini lebih mirip bubur ayam tumpah. Tapi Devini selalu suka memasak, dia bersuka cita memasak dengan diiringi lagu-lagu Barat andalannya seperti Potong Bebek Angsa dan Mana Dimana Anak Kambing saya. Dan ujung-ujungnya masakan Devini hanya dimakan oleh dirinya sendiri. Devini juga ikhlas meskipun sering tidak dianggap oleh kedua orangtuanya gara-gara entah mirip sama siapa. Orangtuanya sering ngomong “ Aduh anak daddy dan Mommy, jangan pernah berpikir untuk pergi dari rumah ya. Karena kalo kamu pergi, rumah siapa yang mau ngurus” (jiah, emang dia pembantu).
Devini dimarahin Mommy gara-gara belum nyuci baju
Akhirnya Devini ke sungai untuk mencuci baju

                Devini sekolah di Sekolah Pilihan Para Wanita, disana hanya berisi siswa perempuan berjumlah 11 orang kadang kurang kadang lebih. Devini termasuk siswa yang pandai, pandai berbicara, pandai berjalan, dan segala pandai-pandai dia kuasai. Setiap hari Devini berangkat sekolah dengan mengandarai sepeda ontel kesayangannyayang dia berinama Munalaya.
Devini mau berangkat sekolah
Devini lg belajar di sekolah
                Devini memiliki banyak teman, salah satu sahabatnya yang bernama Acidun sering datang kerumahnya, tetapi bukan karena Acidun akrab dengan Devini namun hanya memanfaatkan rumah Devini sebagai tempat persembunyian jika dia sedang dimarahi oleh ibunya. Tapi disisi lain Acidun adalah teman yang baik yang sering jail dengan Devini.
lg dijailin sama Acidun

Devini juga termasuk bunga desa di Desa Bauburan Semesta (desanya Devini), banyak pemuda-pemuda desa yang naksir sama Devini. Namun hampir semua pemuda yang menyukainya akan berakhir dengan kesedihan karena cintanya pasti akan ditolak oleh Devini. Ternyata Devini telah memiliki pujaan hatinya sendiri yang saat ini berada di kota, namanya Di Masa Anggaran, Devini sering memanggilnya Pangeran DiMas. Namun sepertinya impian Devini untuk hidup bahagia bersama Pangeran DiMas hanyalah sebuah impian belaka, sebab Devini telah dijodohkan oleh kedua orangtuanya dengan anak saudagar Tembakau kaya dari desa tetangga bernama Suprayogo Hadinigrat, Yogo panggilan akrab laki-laki tersebut sebetulnya tidak setuju dengan perjodohan ini, begitu pula dengan Devini yang terlihat ogah-ogahan. Devini sempat menetang dengan berusaha kabur dari rumah lewat jendela kamarnya. Tapi akhirnya Devini mengurungkan niatnya tersebut, karena tepat dibawah jendela kamar Devini berdirilah seonggok sumur yang lumayan dalam. Devini pun akhirnya lebih memilih untuk menerima perjodohan tersebut. Yogo pun demikian, karena bila dia menolakperjodohan itu dia tidak akan mendapatkan warisan dari ayahnya.
sosok bunga desa
mereka belum setuju dijodohin
Tapi akhirnya mereka setuju, dan inilah Suprayogo Hadinigrat dan Devinisi Yulianingsih
                Dan pada akhirnya Suprayogo hadinigrat dan Devini Yulianingsih mulai menjalin hubungan mereka ke arah yang lebih diserius-seriuskan.
                Saya tidak tau endingnya, karena saya buru-buru terbangun dari tidur saya. Mungkin mereka bahagia, mungkin juga tidak????






NB:
Cerita ini hanyalah karangan fiktif biasa yang saya karang-karang. Apabila ada kesamaan nama, tempat, waktu, dan suasana itu hanyalah sebuah kebetulan yang disengaja. Para tokoh-tokoh cerita disini adalah tokoh-tokoh buatan saya dengan sifat-sifat yang saya buat sendiri sesuka saya. Jadi jangan coba-coba untuk meng-copas cerita ini karena memang tidak ada gunanya, mencoba membuat sinopsisnya apalagi membuat resensi cerita saya yang sedikit berguna dan memang sangat tidak berguna ini.
The story just for fun, tertawalah kalo memang ingin tertawa. Jangan ditahan-tahan ntar kamu malah keselek, dan kalo tidak ingin tertawa lebih baik diam dan terus lanjutkan membaca.
Terimakasih

_a.d.a_     
   

Comments

Popular posts from this blog

Happy Batik Day

source: http://www.pinterest.com/jojomiro/batik-et-peinture-sur-soie/ Teruslah menjadi warisan budaya yang tak pernah lekang oleh zaman.. Aku bangga Batik Indonesia _a.d.a_

Cerpen: Dalam Secangkir Vanilla Latte

“...Another aeroplane Another sunny place I’m lucky, I know But I wanna go home Mmmm, I’ve got to go home Let me go home I’m just too far from where you are I wanna come home And I feel just like I’m living someone else’s life It’s like I just stepped outside When everything was going right And I know just why you could not Come along with me This was not your dream But you always believed in me...” Alunan musik jazz beriring dalam irama lagu dari Michael Buble, sore itu hujan. Cafe yang tadinya lengang berubah padat, seiring dengan pengunjunng yang ingin berteduh sembari menikmati makanan atau hanya sekedar meneguk kopi. Shera berlari menuju cafe, dijadikannya tas yang dia bawa untuk menutupi kepalanya agar tidak terkena air hujan. Sesampainya didepan cafe, dia mengelap baju dan anggota tubuhnya yang terkena air hujan dengan tangannya sendiri. Masuk dan menemukan tempat kosong dipojok cafe dekat jendela. Selesai memesan dia mulai mengambil alat g...

Cerita Kota Kelahiran: PURWOKERTO Part #1 SEJARAH

source: www.banjoemas.com Setelah hampir 23 tahun lahir dan besar di kota ini, aku ngerasa perlu banget buat cerita tentang kota dengan julukan Kota Ngapak ini secara lebih mendetail disini. Dulu sebelum memutuskan untuk berkuliah di luar kota dan akhirnya meninggalkan jejak di kota lain selama hampir 4 tahun akhirnya bisa ngerasain yang namanya “Kangen Kota Kelahiran”, karena semewah dan semenarik apapun kota perantauan, masih tetap ngangenin kota sendiri. Okay kali ini aku akan cerita kota Purwokerto dari sisi sejarahnya dulu. Nama Poerwakerta atau Purwakerta diambil dari kata "Purwa" yang konon diambil dari nama sebuah negara kuna di tepan Sungai Serayu "Purwacarita" yang bermakna "Permulaan" dan "Kerta" yang diambil dari nama ibukota kadipaten "Pasir" yaitu "Pasirkertawibawa" yang bermakna "kesejahteraan" sehingga Poerwakerta bermakna Permulaan Kesejahteraan. Kota ini merupakan salah satu ko...